Tentang Kami

PrimarisIndonesia

 

Sertifikasi Kami

Filosofi PRIMARIS

Tentang Beras

Dalam corak keberagaman Indonesia, salah satu elemen penting yang memuat nilai tradisi, sejarah hingga identitas kebangsaan adalah beras. Penanaman padi di Indonesia bukan sekadar aktivitas agraris. Beras adalah ungkapan spiritual dan kearifan lokal yang melibatkan setiap unsur masyarakat sejak zaman kuno. Sejarah mencatat sosok Dewi Sri, dewi kesuburan yang diyakini sebagai penjaga tanaman padi dan kehidupan di bumi. Dalam budaya tandur, setiap tahap dari persiapan hingga masa panen diwarnai dengan doa dan ritual yang menandakan hubungan erat antara manusia dan alam. Hal ini terlihat misalnya pada sistem Subak di Bali yang mencerminkan budaya gotong royong, pelestarian lingkungan, pengetahuan musim, angin dan pengendalian hama.

Namun sayangnya, filosofi kearifan lokal ini perlahan meredup, tergantikan oleh pola konsumerisme. Beras kini tereduksi menjadi sekadar sumber karbohidrat sehari-hari, pun keragamannya kian menghilang. Padahal nilainya melampaui sumber pangan yang memberi rasa kenyang. Sebagai salah satu  negara dengan tingkat konsumsi terbesar di dunia, pola konsumsi beras kita, sayangnya, hanya terbatas pada beras putih, yaitu beras giling yang seluruh permukaannya dibuang sehingga kandungan mineral dan vitaminnya lebih rendah. Padahal Indonesia memiliki aneka jenis beras seperti beras merah, beras hitam atau pecah kulit. Beras berwarna ini merupakan beras tumbuk tanpa melalui proses penyosohan dan kulit arinya masih melekat pada endosperma. Kulit ari ini kaya akan minyak alami, lemak esensial serta serat. Dengan demikian, dari sisi gizi, beras berwarna memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dan memberikan lebih banyak energi dibanding beras putih.

Tak hanya itu, kini beras hanya dihargai sebagai indikasi kesejahteraan ekonomi semata, sehingga banyak petani yang mengejar produksi sebanyak-banyaknya namun abai pada kelestarian lingkungan. Penggunaan pestisida yang masif sampai bahan kimia untuk memutihkan dan mengawetkan beras tidak hanya mengancam keberlanjutan sistem pertanian, namun juga berdampak negatif pada kualitas kesehatan kita di masa mendatang. 

Dilandasi keprihatinan ini, kami termotivasi untuk menghadirkan Primaris. Berbekal penghormatan pada kearifan lokal, keberlanjutan lingkungan serta kesehatan, kami merilis produk istimewa yang selaras dengan alam. Diawali dengan beras organik hitam, beras organik merah, beras organik ungu, beras organik coklat dan beras organik menthik susu. Kami juga mengembangkan bermacam produk olahan beras seperti tepung beras aneka warna, susu beras, kue kering bebas gluten berbahan dasar tepung beras organik, serta rice chips

Sesuai dengan akronimnya Prima Ragam Istimewa, kami berharap dapat berkontribusi dalam upaya pelestarian kekayaan sumber pangan berkualitas asli Indonesia untuk lebih dikenal dunia, khususnya Asia.

Burung Hantu • Butiran Beras • Chakra Mahkota Mandala

Burung Hantu Celepuk Jawa

Sebagai penghormatan terhadap nilai kearifan lokal dan alam Indonesia, kami memilih ikon Burung Hantu Celepuk Jawa (Otus Angelinae). Burung hantu telah menjadi makhluk mitologis dan simbolik dalam berbagai kebudayaan dan peradaban di seluruh dunia. Misalnya di Yunani Kuno, Dewi Kebijaksanaan Athena memiliki julukan Glaukopis (bermata cerah), merujuk pada burung hantu dalam bahasa Yunani, koukouvágia. Kemampuan burung hantu untuk menembus kegelapan, membawa pesan mistis serta ketenangannya mencerminkan kebijaksanaan dan pengetahuan. 

Burung Hantu Celepuk Jawa merupakan salah satu burung endemik Indonesia yang mendiami hutan pegunungan Pulau Jawa. Karakteristik yang menonjol dari Celepuk Jawa adalah ukurannya yang mini dibandingkan jenis burung hantu lainnya. Meski demikian, Celepuk Jawa memiliki mata besar nan tajam yang menjadikannya pemburu hebat dalam kondisi cahaya minim. Sama halnya dengan beras, meski berbulir kecil namun memiliki kekuatan sebagai bahan pangan pokok sumber energi. Pun, bulir kecil ini menjadi simbol bahwa setiap individu memiliki peranan unik tersendiri dalam mozaik kehidupan.

Ketajaman penglihatan Celepuk Jawa adalah pijakan bagi kami untuk menyajikan beras yang memenuhi standar ketajaman dan pemahaman yang tinggi akan kelestarian lingkungan dan kesehatan. Sifat nocturnal (aktif pada malam hari) kami interpretasikan sebagai ketersediaan produk Primaris di sepanjang waktu untuk memenuhi kebutuhan konsumen kapanpun dan dimanapun. Begitu pula dengan simbol kebijaksanaan dan pengetahuan Burung Hantu secara umum adalah landasan kami untuk memberikan dan menjaga beras yang tidak hanya berkualitas tinggi dari awal hingga akhir proses produksi, namun juga perlindungan pada aspek budidaya dan pertanian organik.

Bukan tanpa alasan kami memilih Celepuk Jawa sebagai logo utama Primaris. Selain menunjukkan identitas ke-Indonesia-an, logo tersebut juga menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga kekayaan hayati yang dimiliki bangsa ini. Bahwa beras bukan sekadar bahan pangan, ia juga mewakili budaya dan tradisi turun-temurun sejak dahulu kala. Selaras dengan alasan keberadaan Primaris yang berkomitmen atas praktik pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan seperti yang diajarkan nenek moyang kita. Celepuk Jawa yang mampu beradaptasi di lingkungan setempat mencerminkan visi kami untuk mendukung dan menghormati keanekaragaman beras lokal sekaligus memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar.

Butiran Beras

Salah satu jejak tertua di Jawa yang menerangkan budidaya padi bisa dilacak dari Prasasti Canggal yang ditemukan di Jawa Tengah. Dari prasasti berhuruf Pallawa dan berangka tahun 732 Masehi tersebut, kita bisa mengetahui bahwa “Yawadwipa (Jawa) di bawah Raja Sanjaya telah diberkahi kekayaan beras dan emas.” Jadi ada dua sumber kekayaan dan kemasyhuran raja saat itu, dan beras adalah salah satunya. Sedangkan dalam Babad Tanah Jawi misalnya, diterangkan bagaimana para Raja Mataram menyadari pentingnya beras sebagai penjaga stabilitas kekuasaan. Beras sering kali dikaitkan dengan slogan “gemah ripah loh jinawi” yang artinya “tentram, makmur dan berlimpah.” Sumber sejarah ini menunjukkan peran vital beras sebagai simbol dari kemakmuran dan kesejahteraan sejak dulu kala. 

Di sisi lain, karakteristik tanaman padi yang rendah hati diabadikan dalam satu petuah “semakin berisi, semakin merunduk” yang bermakna semakin tinggi ilmunya, semakin rendah hatinya. Kami menakzimkan prinsip ini dengan ‘merunduk’ dalam hal volume produksi untuk lebih mementingkan kualitas beras yang diproduksi. 

Pada bagian logo Primaris, kami memasukkan butiran beras yang disusun melingkar sebagai lambang pangan dan sumber kehidupan masyarakat Indonesia. Keseimbangan proporsional bulir beras menjadi metafora bagi pentingnya menjaga keseimbangan dan proporsi dalam segala aspek kehidupan, mulai dari hubungan antarmanusia hingga hubungan dengan alam. Bentuk melingkar merefleksikan kerjasama dan kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama. Akhirnya, melalui Primaris kami bercita-cita untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan manusia dan memberikan kehidupan yang makmur dan sejahtera secara berkesinambungan.

Chakra Mahkota Mandala (Sahasrara)

Konsep Mandala bukanlah sebuah gagasan baru dalam kerangka kebudayaan Indonesia. Secara esensial, Mandala bermakna “lingkaran” yang mengilustrasikan siklus kehidupan, repetisi, serta perjalanan spiritual individu. Mandala dianggap sebagai representasi sempurna dari alam semesta dan keterhubungannya dengan manusia.

Nenek moyang kita telah mengintegrasikan Mandala ke dalam berbagai pencapaian kreatifnya. Sebagai contoh nyata, adalah unsur Mandala yang terukir di Candi Borobudur sejak retusan tahun lalu. Selain ditemukan pada tradisi Buddha, Mandala juga hadir dalam tradisi Hinduisme, Jainisme, dan bahkan Shintoisme; yang menandakan universalitasnya dalam peradaban manusia.

Pada logo Primaris, unsur Mandala mewujud sebagai Chakra Mahkota. Istilah chakra berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna ‘roda’. Chakra biasanya digunakan untuk menggambarkan roda kehidupan dan tempat energi di pusat tubuh manusia. Ia berfungsi menciptakan dan mengatur energi, sehingga seseorang bisa beraktivitas dan berpikir dengan baik.

Chakra Mahkota yang menjadi salah satu komponen utama dari logo Primaris, merupakan pusat energi tertinggi di tubuh manusia yang terletak di bagian puncak kepala. Chakra Mahkota kerap diasosiasikan dengan elemen pengetahuan atau pemikiran seseorang. Ia melambangkan koneksi spiritual dan juga proses transformasi. Selain itu, Chakra Mahkota juga dipercaya sebagai gerbang dari masuknya energi Ilahi ke seluruh lapisan tubuh yang kemudian menuntun lahirnya kesadaran universal, pencerahan, pengetahuan, kebijaksanaan dan keterhubungan seseorang secara spiritual. 

Elemen ini selaras dengan filosofi Primaris akan kesadaran untuk memasukkan hal yang baik ke dalam tubuh melalui makanan. Dalam ilmu kesehatan holistik, terdapat lima pilar tubuh manusia: tubuh fisik, emosi, energi, mental dan spiritual. Makanan yang kita masukkan ke dalam mulut adalah pondasi bagi kesehatan kelima pilar. Maka memakan makanan yang baik, yang berasal dari sumber dan cara budidaya yang baik tidak hanya menutrisi fisik semata, namun juga menyehatkan tubuh emosi, energi, mental dan spiritual. Chakra Mahkota adalah pusat energi tertinggi, dan keseimbangan serta harmoni; hal ini menjadi dasar langkah Primaris yang menekankan keseimbangan antara keberlanjutan pertanian, kesehatan tanah, dan kesehatan konsumen. Kehadiran Primaris adalah untuk membantu memenuhi kebutuhan asupan tubuh fisik sebagai rumah bagi keempat tubuh lainnya. Karena kami meyakini bahwa makanan yang baik akan membawa kehidupan yang lebih baik.

Dunia telah berubah. Kita menghadapi ancaman pemanasan global, kerusakan lingkungan, terkikisnya keanekaragaman, sampai penurunan kualitas kesehatan. Karena itu Anthony Bourdain berujar, “Food may not be the answer to world peace, but it’s a start”. Apa yang kita makan sehari-hari memiliki peran penting untuk memperbaiki atau malah memperparah kondisi bumi. Misalnya, keberpihakan kita pada pangan lokal – organik akan menghasilkan efek domino di masa depan, seperti kesejahteraan petani, nilai gizi yang optimal untuk kesehatan tubuh, praktik pertanian berkelanjutan, perputaran ekonomi dalam negeri, sampai pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Cita-cita inilah yang ingin kami capai lewat Primaris, bahwa beras sebagai ujung tombak pangan pokok sehari-hari di Indonesia dapat menjadi langkah awal untuk menggapai kebaikan. Kami ingin mengembalikan kegiatan makan nasi sebagai perayaan akan kehidupan, pengingat akan kearifan lokal, dukungan kepada tangan-tangan tak kenal lelah yang merawat padi, dan kenikmatan yang bernilai gizi. Nasi adalah salah satu identitas kita, dan Primaris dengan bangga mempersembahkannya untuk Anda.

PRIMARIS Indonesia

Mari Hidup Sehat Bersama Primaris™ Indonesia

Informasi Kontak

Telefon : 0815-2553-179
Website : primarisindonesia.com

Kantor Kami

PT. Atlas Mega Jaya
Jl. Kecil Cagak No.10, Kel. Gunung Putri, Kec, Gunung Putri
Kab. Bogor 16961 Jawa Barat

Pesan Sekarang

Untuk memesan produk kami, silahkan klik tombol dibawah.